Wednesday, January 23, 2013

Durian, Sang Raja Buah dengan Segudang Manfaat Sehat

“Smells like hell, but tastes like heaven..”
Itulah ungkapan singkat yang dilontarkan seorang turis asing setelah mencicipi buah durian asli Indonesia. Di Indonesia sendiri tidak sedikit yang menutup hidung dari aroma khas buah durian. Namun tak sedikit pula yang ketagihan setelah mencicipi ke’dahsyat’an rasanya.
Durian.-Sang-Raja-Buah-dengan-Segudang-Manfaat-SehatPohon durian merupakan tanaman liar yang berasal dari hutan Sumatra, kalimantan, dan Malaysia. Nama durian sendiri diambil dari karakteristik buahnya yang memiliki kulit rapat berduri dengan nama latin Durio zibenthinus Murr
Soal rasa, tidak ada yang bisa ‘mangkir’ dari kelezatan buah berduri yang satu ini.

Bahkan seorang naturalis bernama Alfred Russel Wallace mengatakan bahwa durian adalah buah yang mirip puding dan diperkaya dengan rasa almond, kadang-kadang seperti es krim rasa keju, bercampur saus bawang, anggur, dan bermacam rasa yang unik.

Kandungan Gizi Durian

Selain mendapat julukan ‘The King of Fruit’ durian juga mendapatkan julukan sebagai buah ‘bintang lima’ karena kandungan gizinya yang lengkap dibanding buah yang lain. Di antara kandungan nutrisi yang penting tersebut adalah vitamin B, vitamin C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin, riblofavin, omega 3 dan 6. Selain itu durian juga banyak mengandung phytonurient, polyphenol, phytosterol, antioksidan, organosulfur, dan tryptophan. Disamping itu juga ada zat gizi utama seperti karbohidrat, lemak tak jenuh, dan protein.
Menurut tim peneliti dari Ohio State University, phytonutrient yang terkandung dalam buah durian diklaim mampu mematikan zat penyebab kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kanker, diabetes, serta penyakit jantung.
Durian juga diperkaya dengan polifenol dan antioksidan seperti vitamin C. Kandungan vitamin C pada buah durian bisa mencapai 200 mg/100 gr daging buah. Angka tersebut merupakan nilai tertinggi kandungan vitamin C pada buah.

Department of Pharmacology & Toxicology, School of Medicine, State University of New York di Buffalo juga memberikan catatan penting tentang kandungan durian. Berdasarkan hasil riset mereka, kandungan zat phytosterol dalam durian berguna antara lain untuk memperbaiki reaksi anti tumor pada tubuh, memperbaiki daya tahan tubuh terhadap serangan kanker, dan membantu menghambat pertumbuhan tumor.

Manfaat Kesehatan Buah Durian

Selain rasa memiliki rasa yang nikmat dan kandungan nutrisi yang begitu lengkap, buah durian juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang tak kalah pentingnya, seperti:
Mencegah Penuaan Dini
Vitamin C yang terkandung dalam durian merupakan bahan baku pembuatan kolagen. Seperti kita ketahui bahwa kolagen adalah faktor penting dalam menjaga keremajaan kulit. Tak hanya itu, kolagen juga berperan penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah, tulang tendon, dan ligamen.

Mencegah Depresi
Kandungan vitamin B6 yang terdapat dalam buah durian juga dapat membantu memproduksi hormon serotonin. Hormon penting yang membuat suasana hati Anda menjadi lebih baik sehingga mencegah Anda dari risiko stres dan depresi.

Meningkatkan Kemampuan Otak
Sebuah studi yang dilakukan di Twickenham, London, Inggris, menyebutkan bahwa 200 pelajar diminta untuk mengonsumsi buah durian dalam jumlah cukup pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Hasilnya, lebih dari 80 persen siswa mengalami peningkatan kemampuan otak dalam menyerap pelajaran dan lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan.

Obat Tidur Alami
Bagi Anda yang susah tidur dan jarang mendapatkan tidur berkualitas, mungkin mengonsumsi durian bisa menjadi solusi alternatif yang tepat. Kandungan amino triptofan dalam durian dapat meringankan kecemasan, insomnia, dan menciptakan perasaan euforia dengan cara meningkatkan kadar serotonin pada otak. Serotonin merupakan zat penting untuk mengatur siklus tidur yang bekerja sama dengan zat lain yakni melatonin.

Lantas bagaimana dengan rumor yang beredar bahwa durian dapat membahayakan kesehatan?
Buah durian dapat mengganggu kesehatan jika Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Bahkan bisa mengakibatkan kematian jika Anda mengonsumsinya bersama dengan minuman beralkohol. Agar buah durian dapat dirasakan manfaat sehatnya, cukup konsumsi 100-200 gr saja sekali makan.
So, mengapa musti takut mengonsumsi durian?

9 Makanan Terburuk untuk Dikonsumsi

Kami tidak mengatakan, makanan-makanan di bawah ini tidak boleh lagi Anda konsumsi. Tetapi berusahalah menghindari makanan di bawah ini dalam menu Anda, jika Anda ingin mempertahankan nutrisi dan menurunkan berat badan.

1. Pencuci mulut yang digoreng

Pada dasarnya makanan pencuci mulut sudah memiliki kadar lemak dan gula yang tinggi. Jadi bayangkan betapa buruknya jika dihidangkan dengan cara digoreng. Dan jangan terlena dengan pisang goreng atau nanas goreng mentang-mentang buah. Karena dibuat dengan adonan pembungkus dan sirup, mereka adalah pencuci mulut yang buruk.

2. Makanan yang digoreng dan berlapis keju

Pada dasarnya, semua gorengan buruk bagi kesehatan. Jadi jika kentang goreng dilapisi keju, tentu makanan ini masuk dalam daftar paling buruk untuk dikonsumsi. Keju biasanya mengandung lemak 10 kali lebih bayak dari ikan dan daging putih. Apalagi ditambah karbohidrat goreng.

3. Minuman bersoda

Minuman ringan dan soda buruk bagi kesehatan karena mengandung banyak kalori, meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil. Berdasarkan hasil studi, minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kerapuhan tulang alias osteoporosis, sakit gigi, dan serangan jantung. Selain itu, minuman-minuman diet juga tidak direkomendasikan karena berpotensi meningkatkan risiko erosi gigi (karena gelembung-gelembung dalam minuman itu bersifat masam).

4. Alcopop berwarna

Alcopop adalah minuman yang mengandung alkohol dengan kadar 4-7 persen. Alcopop mengandung kalori yang tinggi, karena mengandung gula dan alkohol berkalori. Ditambah lagi, minuman itu penuh pewarna dan perasa, yang membuatnya menjadi minuman yang cukup beracun. Panduan yang cukup praktis adalah, semakin cerah warna alcopop, maka semakin buruklah minuman itu untuk dikonsumsi.

5. Makanan cair

Oke, makanan cair memang tidak selalu buruk, namun makanan cair atau minuman makanan pengganti dapat menjauhkan Anda dari mengonsumsi makanan yang tepat. Makanan pengganti mungkin akan lebih cocok dikonsumsi orang yang sedang sakit, namun jangan biarkan makanan semacam itu menggantikan makanan alami.

6. Daging olahan

Daging olahan punya nama lain “daging misteri”, karena tidak jelas apa yang terkandung di dalamnya. Namun satu hal yang pasti, jika daging olahan itu dikemas dalam kaleng dan jenis dagingnya tidak jelas, maka daging tersebut tidak baik bagi tubuh. Berusahalah untuk menghindari sosis dan salami, karena hasil olahan dengan lemak dan garam.

7. Chicken nugget

Chicken nugget hampir sama dengan sosis, yakni berasal dari daging sisa dicampur dengan tepung. Dan saat nugget-nugget kecil itu digoreng, maka akan meningkatkan levelnya sebagai makanan terburuk untuk dikonsumsi. Sepotong kecil nugget yang digoreng menyerap lebih banyak lemak dari hasil penggorengan itu.

8. Donat

Jika ada satu makanan yang melambangkan makanan junk food abad ke-21, itu adalah donat. Baik dilapisi, diisi, dikilapkan dengan gula dan selai, atau yang polos sekalipun, makanan ini tidak baik bagi tubuh. Bukan hanya sekedar masalah tepung halus dan gula halus, namun makanan ini juga digoreng dalam minyak sulingan. Donat akan mengganggu keseimbangan gula darah Anda, dan dapat mempercepat proses pembakaran, sehingga Anda akan cepat merasa lapar lagi.

9. Sup Kaleng

Sup memang bukan makanan yang buruk dan tidak layak dibandingkan dengan makanan-makanan di atas. Namun jika sudah berbicara mengenai garam dan makanan kemasan, maka tentu saja sup kaleng masuk daftar. Akan jauh lebih baik bila Anda memasak sup sendiri. Bukan kalengan.

Wednesday, January 9, 2013

PROTA


PROGRAM TAHUNAN

Mata Pelajaran       : Bahasa Inggris.
Satuan Pendidikan : SDN MANGGUNGJAYA I
Tahun Pelajaran     : 20        /  20   
Kelas                        : IV
SEMESTER    1
Smt
No
Standar Kopetensi/Kompetensi Dasar
Alokasi waktu
Keterangan
1
1








2




















3









4
Mendengarkan
Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas
1.1     Merespon dengan melakukan tindakan sesuai instruksi secara berterima dalam konteks kelas
1.2     Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal dalam konteks kelas

Berbicara
Mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks kelas
2.1  Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara berterima yang melibatkan tindak tutur: mengenalkan diri, memberi salam/sapaan, memberi salam perpisahan, dan memberi aba-aba
2.2  Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan, meminta barang, dan memberi barang
2.3  Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur: berterima kasih, meminta maaf, memberi maaf, melarang, memuji, dan mengajak
2.4  Mengungkapkan kesantunan secara berterima yang melibatkan ungkapan: thank you, sorry, please, dan excuse me

Membaca
Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana  dalam konteks kelas
3.1  Membaca nyaring dengan melafalkan alfabet dan ucapan yang tepat yang melibatkan kata, frasa, dan kalimat sangat sederhana
3.2  Memahami kalimat dan pesan tertulis  sangat sederhana.

Menulis
Mengeja dan menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks kelas
4.1  Mengeja ujaran bahasa Inggris sangat sederhana  secara tepat dan berterima dengan tanda baca yang benar yang melibatkan kata, frasa, dan kalimat sangat sederhana
4.2  Menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana  secara tepat dan berterima seperti: ucapan selamat dan pesan tertulis
Ulangan harian






      
J U M L A H



                                                                                        ............, ......................20 ...
             Mengetahui                                                                          
          Kepala Sekolah                                                    Guru Mapel Bahasa Inggris






YAYAN SUGIANTO S.Pd.SD                                   TRISNA NOER FAJAR
NIP :19640505 198410 1002                                         NIP :


Catatan
Prota  memberikan gambaran perencanaan penyajian KD satu tahun dengan alokasi waktu selama satu tahun. Jumlah alokasi waktu  pada prota diisi sesuai dengan jam pelajaran efektif  Matematika  yang ada di suatu Sekolah Dasar  yaitu jumlah pekan efektif  satu tahun x alokasi waktu Matematika  di struktur kurikulum SD/MI  (minimal 5 jam).  Jumlah pekan efektif satu tahun sesuai aturan terentang 34 -38 minggu. Misalnya, minggu  efektif   semester 1 yang ada di SD/MI  17  dan semester 2 juga 17. Jam efektif matematika satu semester  sejumlah 17x5 = 85 jam.  Berarti satu tahun sekolah memiliki 170 jam efektif untuk mapel matematika. Alokasi waktu sejumlah 85 jam  per semester tersebut diatur untuk pembelajaran  semua KD yang  ada  pada satu semester dan untuk ulangan harian.












































Tuesday, December 18, 2012

DISCOURSE ANALYSIS




DISCOURSE ANALYSIS
 



Interactional Socialinguistics

1.      Introduction

The aprroach to discourse that I am “interactional sociolinguistics” has the most diverse disciplinary origins of those discussed in this book it is based in anthropology, sociology, and linguistics and shares the concerns of all three fields with culture, society, and language.

2.      Defining interactional sociolinguistics

In this section, I decribe the basic ideas of interactional sociolinguistics. I begain with the work of Gumperz (2.1) and go on to Golfman (2.2) briefly summarize how the ideas of these two scholars can be combined. Recall Gumperz’s (1982a:12) observation that “what we perceive and retain in our mind is a function of our culturally determined predisposition to perceive and assimilate.”
Let’s us take an example (from Gumperz 1982a:147). The example illustrates the use of rising intonation as a contextualization cue.

TEACHER     : james, what does this word say ?
JAMES           :I don’t know
TEACHER     :Well, if you don’t want to try someone else will.freddy ?
FREDDY        :Is that a “p” or a “b” ?
TEACHER     : (encouragingly) it’s a “p”
FREDDY        : Pen.

The teacher’s response (Well, if you don’t want to try someone else will) indicates her interpretation of freddy’s I don’t know not only in termsof its literal meaning, but also as an indication that freddy did not wish to try to answer the question.




3.      Sample analysis “Speaking for another”
Interactional sociolinguistics always draw upon naturally occouring interaction for data. I begain with a segment of that same interchange Zelda’s remark She’s on a diet – reproduced as line (c) in (1) below :
HENRY          : (a) Y’want a piece of candy ?
IRENE                        : (b) No,z
ZELDA           : (c)         She’s on a diet z

DEBBY          : (d)                                 Who’s not on [a diet.
IRENE                        : (e)                                                         [I’m on-
                                                I’m on a diet
                          (f)  and my mother [buys =
ZELDA           : (g)                           [ You’re not !
IRENE                        : (h)      = [ mother buys these mints =
DEBBY          : (i)          [ Oh yes I amhhhh!
                                                                                                Oh yeh
We said that She’s on a diet is both an expansion (a sequentially dependent unit which add information supplementary to a prior unti) and an accounts are relational acts.

4.      Interactional sociolinguistics as an approach to discourse Exercises
We have seen in this chapter that interactional sociolinguistics provides an approach to discourse that focuses upon situated meaning. Scholars taking this approach combine the ideas of the antropologist john Gumperz and the sociologist Erving Goffman.
Professor A is in her office preparing for class ( the door is open) when Professor B walks by.
A : (looking into the hallway ) Hi.
B : (walking by without stopping) Hi.
A few minutes later, B is in his office and A walks by.
A : (walking by without stoping ) see you.
B : Hi.
      On your way to calss ?
A : Cool, calm, and collected !


The Ethnography of communication

1.      Introduction

The ethnography of communication is an approach to discourse that is based in anthropology and linguistics. As we see in this chapter, this approach is the most encompassing of all those consaidered.not only does it focus upon a wider range of communicative behaviours than the other approaches, but built into its theory and methodology is an intentional openness to discovery of the varienty of forms and functions available for communication, and to the way such forms and functions are available for communication, and to the way such forms and functions are part of defferent ways of life.

2.      Defining the ethmography of communication

Although the ethnography of communication was developed by Hymes in a series of papers written in 1960s and 1970s (many of wich are collected in his 1974 Foundations in Sociolinguistics: An Ethnographic Approach), the roots of this approach reach back to Edward Sapir’s (1933) movement away from the study as “process” (Hymes 1974a:20,fn.6). Also important was the emphasis of the Prague School of linguistics (e.g. Mathesius 1924) on the penetration of language structure by function.
The ethnography of communication builds a single intergrated framework in which communication has a central role in both anthropological and linguistic studies. Although I explain this role by discussing each field separately, we will see that key concepts and methods intentionally bring together the two separate starting points, building an interdependence between them. That the ethnography of communication is the most integrative approach of those considered in this book this reflects the fact that culture it self encopasses or embraces a totality of knowladge and practices.





3.      Sample analysis; questions as speech acts in speech events
We have focused here upon three types of questions used during sociolinguistic interviews: questions primarily from S seek information, question from both S and R check the information being provided and request clarification Althouhg the distribution of these modes of questioning generally suports the norms of the interview structure

HENRY          : (a) Y’want a piece of candy ?
IRENE                        : (b) No,z
ZELDA           : (c)         She’s on a diet z


DEBBY          : (d)                                 Who’s not on [a diet.
IRENE                        : (e)                                                         [I’m on-
                                                I’m on a diet
                          (f)  and my mother [buys =
ZELDA           : (g)                           [ You’re not !
IRENE                        : (h)      = [ mother buys these mints =
DEBBY          : (i)          [ Oh yes I amhhhh!
                                                                                                Oh yeh

We noted earlier that the ethnography of communication is the most integrative approach of those considered thuse far: it can combine other approaches within a larger framework of inquiry into cultural knowladge and the social and linguistic practices for which it provides. Our analysis of the ways in which a speech act (question) can be used during a speech event (interview) thus illustrates cultural knowladge of language structure and function, teh latter broadly anough construed to include how language functions as a resource through wich to organize social interactions and enact social roles.






4.      An ethmography approach to discourse Exercises
We have seen in this chapter that an ethnographic approach to discourse seeks to discover and analyze the structures and fuctions of communicating that organize the use of language in speech situations, events, and acts. Although an ethnograpic approach provides an analysis of language, it views language as but one part of a complex pattern of actions and beliefs that give meaning to people’s lives. Consistent with this assumption, our sample analysis did not just focus on questions within different types of interviews, but on the goals, settings, participants, and another acts.
(a)        Yes. Can I help you ?
(b)        Is there a way that can find out where in periodicals this periodical is .....
(c)        Archives in [Pathonogy and Laboratory Medicine.z
(d)                         [Pathonogy.                                               Yeh.
[6 Seconds]
(e)        Okay.
(f)        Um, there’s listing under archives of pathology
(g)        It said it was called the archives of
Pathology z     and Laboratory medicine=
(h)                    periodical?
(i) from ninteen twenty six to twenty eight?
(j) [But now it’s
(k)[ This is just their march issue- z
(l)                                                         Now it’s just called the archives of
Pathology, accourding to this.
(m) it’s .. i’d – when- that could be wrong or this could be wrong
(n) I don’t know which
(o) Uh it’s at the Georgetown Medical School Labrary and at the George Washington .... University, medical Library, and at Howard’s Medical Library.
(p) Okay.
(q) I’m going to be going to G.W tomorrow
(r) Would that be – is that the main library, or is it a separate [ li-
(s)                                                                                              [ There’s
            A separated library


Pragmatics

1.      Introduction

Pragmatics is another broad approach to discourse: it deals with three concepts (meaning, context, communication) taht are themselves extreamly vast and unwieldy. Given such breadth, it is not surprising that the scope of pragmatics is so wide, or that pragmatics faces definitional dilemmas similar to those faced by discourse analysis. Levinson (1983).

2.      Defining pragmatics

Pragmatics was defined by Morris (1938) as branch of semioties. In addition to defening different aspects of the semiosis process, moris identified three ways of studying signs syntax is the study of formal relations of signs to one another, semantics is the study of how signs are related to the objects to which they are applicable (their designata), pragmatics is the study of the relation of signs to enterpreters and how to interpreters engage in the “taking-account-of” designata.

3.      Referring terms pragmatic processes in discourse

Gricean pragmatics provides a way to analyze the inference of speaker meaning: how hearers infer the intentions underlying a speaker’s utterance. It is not intended as an approach to the analysis discourse, i.e to secuences of utterances. Our sample analysis in section 4 focuses on the organization of referring terms in a narrative.
SUE : (a) I always wanted to marry an Italian guy.
IVER : (b) How come?
SUE  : (c) I just wanted to.
             (d) And I said it.
             (e) And I did.
Sue has been talking about a period of time (high school days)


4.      Sample analysis referring sequences in narrative

The sample analysis in this section is based upon the referring expressions in one particular discourse-a narrative.
GARY :          (nn)      And uh, then when-
                        (oo)      y’know, I told the cop what happened.
                        (pp)      He said, “All right, get in your car and go back onto broad street. I’ll meet you up there.”
                        (qq)      Cause they were trying to pick people up for identification.
                        (rr)       That’s when it hit me. 
                        (ss)       My leg started jumpin’ up and down.
                        (tt)       I just couldn’t control my nerves.
            IVER :                        [jesus.
            GARY: (uu) [but then the whole time I was-
                                    I-I didn’t even get scared or upset.
                        (vv)      And I-I maybe I thought subconsciously if would’ve been scared or shown that I’d have been scared, then I probably would’ve been hurt.
                        (ww)    Maybe they would’ve gotten jumpy.


5.      Gricean pragmatics as an approach to discourse Exercises

We saw Gricean ideas about information quantity and relevance (cf. Horn 1985b; Levinson 1983, 1987; Sperber and Wilson 1986) can help solve problems of utterance iterpretation that hinge on assessing the contribution of various kinds of contexts to such interpretations. What Gricean pragmatics offers to discourse alaysis is a view of how participant assumptions about what comprises a cooperative context for communication (a context that includes knowladge, text, and situation) contributed to meaning, and how those assumptions help to create sequential patterens in talk.